Rabu, 12 Maret 2014

KETENTUAN KHUSUS TURNAMEN SUMBERJAYA CUP I



1)      Peraturan pertandingan yang akan digunakan adalah peraturan PBSI

2)      Seorang pemain diperkenankan untuk hanya bermain satu kali main tunggal atau ganda.

3)      Sistem skor yang dipergunakan adalah sistem skor RELY POINT dengan angka tertinggi yang harus dicapai adalah 21 kecuali apabila skor mencapai 20 sama terjadi seeting selisih 2 angka, apabila terjadi skor 29-29, pemenang adalah yang terlebih dahulu mencapai skor 30.

4)      Pihak pemenang adalah yang mencapai angka tertinggi lebih dahulu dalam setiap Game. Pihak pemenang dari satu partai adalah pemenang dari tiga Game yang dimainkan (Best Of The Games).

5)      Bila ada pemain yang cedera, sakit atau halangan lain, pemain tersebut tidak dapat melanjutkan pertandingan, Wasit menanyakan pemain bersangkutan “Apakah Anda mengundurkan diri?”. Jawaban positif (mengundurkan diri) maka wasit mengumumkan pemenangnya.

6)      Jadwal pertandingan yang telah tercantum menjadi dasar pegangan untuk dimulainya suatu pertandingan.

7)      Pertandingan kemungkinan dipajukan apabila terjadi WO dan hal lain, maka oleh karena itu jadwal pertandingan dapat berubah.

8)      Pemain sudah ada dilapangan 30 menit sebelum jam pertandingan dan melapor kepada reefre.

9)      Pemain yang pada gilirannya bermain setelah dipanggil 3 kali berturut-turut selama 5 menit tidak hadir dilapangan maka dinyatakan kalah WO.

10)  Pemain tidak diperkenankan memetik/mengubah jalannya shitlecock.

11)  Penggunaan shuttlecock ditentukan oleh Panitia nerdasarkan musyawarah dengan Official.

12)  Pemain harus berpakaian sopan sebagaimana lazimnya pakaian Olahraga Bulutangkis

13)  Apabila terjadi gangguan, Referee berhak menunda/memindahkan pertandingan,ketempat/waktu lain dengan ketentuan hasil pertandingan yang telah diperoleh tetap berlaku.

14)  Pemain atau Official bertanggung jawab mengetahui ketentuan-ketentuan pertandingan bila dan dimana harus bertanding termasuk adanya perubahan jadwal.

15)  Pemain yang tidak mau melakukan pertandingan yang telah ditentukan dinyatakan kalah. Tidak diperkenankan memakai nama samaran.

16)  Pemain yang belum tiba gilirannya bertanding tidak diperkenankan memasuki lapangan.

17)  Barang-barang yang diperbolehkan diletakan didekat lapangan pertandingan adalah air minum, raket cadangan dan handuk.

18)  Apabila pemain memerlukan perlengkapan pada waktu bertanding, antara lain air minum dan lainnya harus melalui wasit.

19)  Ketentuan lain yang belum tercantum dalam Ketentuan Khusus ini akan diusulkan kemudian apabila dianggap perlu.

Sejarah berdirinya Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI)

Pada jaman penjajahan dahulu, ada perkumpulan-perkumpulan bulutangkis di Indonesia yang bergerak sendiri-sendiri tanpa satu tujuan dan satu cita-cita perjuangan di alam negara merdeka, memang tidak bisa dibiarkan berlangsung terus.Harus diusahakan satu organisasi secara nasional, sebagai organisasi pemersatu.
Untuk menempuh jalan menuju satu wadah organisasi maka cara yang paling tepat adalah mempertemukan tokoh perbulutangkisan dalam satu kongres. Pada saat itu memang agak sulit untuk berkomunikasi antara satu daerah dengan daerah lainnya. Satu-satunya yang bisa ditempuh adalah lingkungan pulau jawa saja. Itupun bisa ditempuh setelah terbentuknya PORI (Persatuan Olah Raga Replubik Indonesia).

Usaha yang dilakukan oleh Sudirman Cs dengan melalui perantara surat yang intinya mengajak mereka untuk mendirikan PBSI membawakan hasil. Maka dalam suatu pertemuan tanggal 5 Mei 1951 di Bandung lahirlah PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) dan pertemuan tersebut dicatat sebagai kongres pertama PBSI. Dengan ketua umumnya A. Rochdi Partaatmadja, ketua I : Soedirman, Ketua II : Tri Tjondrokoesoemo, Sekretaris I : Amir, Sekretaris II : E. Soemantri, Bendahara I : Rachim, Bendahara II : Liem Soei Liong.

Dengan adanya kepengurusan tingkat pusat itu maka kepengurusan di tingkat daerah / propinsi otomatis menjadi cabang yang berubah menjadi Pengda (Pengurus Dareah) sedangkan Pengcab (Pengurus Cabang) adalah nama yang diberikan kepada kepengurusan ditingkat kotamadya / kabupaten. Hingga akhir bulan Agustus 1977 ada 26 Pengda di seluruh Indonesia (kecuali Propinsi Timor-Timur) dan sebanyak 224 Pengcab, sedangkan jumlah perkumpulan yang menjadi anggota PBSI diperkirakan 2000 perkumpulan.

KONTAK KAMI

Informasi Lebih lengkap silahkan kunjungi kami di :














SUMBERJAYA BADMINTON CLUB
Jalan Sumberjaya , Pondok Kereta Api
Depan Mesjid Arrahmat , Kelurahan sumber Jaya
Kecamatan Siantar Martoba
Kota Pematangsiantar 21138
Telp. 0622-460972
Facebook : http://www.facebook.com/sumberjayabadmintonclub
Website    : http://sumberjayabadmintonclub.blogspot.com/

KEJUARAAN BULU TANGKIS SUMBER JAYA CUP I

Kejuaraan Bulu Tangkis Sumberjaya Cup I rencananya akan di adakan pada hari jumat tanggal 21 maret 2014. Kejuaraan ini rencananya akan memperebutkan trophy + hadiah yang totalnya berjumlah 5 Juta.




Pendaftaran Peserta

 Waktu                  : Pendaftaran peserta dimulai sejak tanggal 10 Maret 2014 dan
                               ditutup tanggal 17 Maret 2014

Tempat                  : Jalan Sumberjaya , Pondok Kereta Api
                               Depan Mesjid Arrahmat , Kelurahan sumber Jaya
                               Kecamatan Siantar Martoba
                               Kota Pematangsiantar 21138 Telp. 0622-460972


Biaya Pendaftaran

Tunggal Putra                    : Rp. 30.000
Ganda Putra                     : Rp. 30.000


Technical Meeting

Akan dilaksanakan pada :

Hari/ tanggal          : Rabu, 19 Maret 2014

Tempat                  : Jalan Sumberjaya , Pondok Kereta Api
                               Depan Mesjid Arrahmat , Kelurahan sumber Jaya
                               Kecamatan Siantar Martoba
                               Kota Pematangsiantar 21138 Telp. 0622-460972

Waktu                   : Pukul 13.00 s.d  Selesai


Untuk Syarat & Ketentuan Pertandingan silahkan KLIK DISINI


SUSUNAN PENGURUS SUMBERJAYA BADMINTON CLUB



Berikut adalah Susunan Kepengurusan Sumber Jaya Club Kelurahan Sumber Jaya, Kecamatan Siantar Martoba - Kota Pematangsiantar periode 2014.

Pelindung                     :  Lurah Sumber Jaya
Penasehat                    :  Parsidi , Ponidi , Klewer
Ketua                          :  Zulfandi Kusnomo
Wakil   I                       :  Posma
Wakil  II                      :  Sabirin
Sekretaris                    :  Dedy
Wakil  I                       :  Sampurno
Wakil  II                      :  Hery
Bendahara                   :  Saedo Tumanggor
Wakil  I                       :  Hendrik Simanjuntak
Wakil  II                      :  M.Aziz

Koordinator Peralatan
Ketua                          :  Hendrik Bandung
Anggota                      :  Fauzi & Syawal

Koordinator Lapangan
Ketua                          :  Iwan
Anggota                      :  Maryono , Darwin & Rafli

Koordinator Keamanan
Ketua                          :  Beni
Anggota                      :  Anto Rengit & Dodi

SEJARAH OLAHRAGA BADMINTON INDONESIA

Dari mana cabang olahraga badminton berasal dan bagaimana sejarah awalnya? Orang hanya mengenal nama badminton berasal dari sebuah rumah/istana di kawasan Gloucester-shire, sekitar 200 kilometer sebelah barat London, Inggris. Badminton House, demikian nama istana tersebut, menjadi saksi sejarah bagaimana olahraga ini mulai dikembangkan menuju bentuknya sekarang. Di bangunan tersebut, sang pemilik, Duke of Beaufort dan keluarganya pada abad ke-17 menjadi aktivis olahraga ini. Akan tetapi, Duke of Beaufort bukanlah penemu permainan itu. Badminton hanya menjadi nama karena dari situlah permainan ini mulai dikenal di kalangan atas dan kemudian menyebar. Badminton menjadi satu-satunya cabang olahraga yang namanya berasal dari nama tempat.

Yang juga tanda tanya besar adalah bagaimana nama permainan ini berubah dari battledore menjadi badminton. Nama asal permainan dua orang yang menepak bola ke depan (forehand) atau ke belakang (backhand) selama mungkin ini tadinya battledore. Asal mula permainan battledore dengan menggunakan shuttlecock (kok) sendiri juga misteri. Dulu orang menggunakan penepak dari kayu (bat). Dua orang menepak "burung" itu ke depan dan ke belakang selama mungkin.
Permainan macam ini sudah dilakukan anak-anak dan orang dewasa lebih dari 2000 tahun lalu di India, Jepang, Siam (kini Thailand), Yunani, dan Cina. Di kawasan terakhir ini dimainkan lebih banyak dengan kaki. Di Inggris ditemukan ukiran kayu abad pertengahan yang memuat gambar anak-anak sedang menendang-nendang shuttlecock.

Permainan menggunakan kok memang mempunyai daya tarik tersendiri. Setelah ditepak atau dipukul ke atas maka begitu “jatuh” (menurun) kok akan melambat, memungkinkan orang mengejar dan menepaknya lagi ke atas. Yang menjadi tanda tanya, bagaimana bisa terbentuk kok seperti sekarang: ada kepala dengan salah satu ujung bulat dan di ujung lain yang datar tertancap belasan bulu sejenis unggas? Bahan-bahan untuk membuat kok memang sudah ada di alam. Bentuk kepala kok yang bulat sudah ada di sekitar kita, biasa ditemukan dalam buah-buahan atau batu.

Pertanyaannya adalah bagaimana awalnya bulu-bulu bisa menancap di kepala kok? Ada yang berpendapat bahwa ada seseorang sedang duduk di kursi dan di depannya meja tulis. Dia melamun dan memikirkan sesuatu yang jauh. Tanpa disengaja dia mengambil tutup botol yang terbuat dari gabus dan kemudian menancap-nancapkan pena yang ketika itu terbuat dari bulu unggas. Beberapa pena tertancapkan dan jadilah bentuk sederhana sebuah kok.

Tentu ini tidak ada buktinya. Hanya kemudian memang terbentuk alat permainan seperti itu yang di tiap kawasan berbeda bentuknya. Pada tahun 1840-an dan 1850-an keluarga Duke of Beaufort ke-7 paling sering menjadi penyelenggara permainan ini. Menurut Bernard Adams (The Badminton Story, BBC 1980) anak-anak Duke – tujuh laki-laki dan empat perempuan – inilah yang mulai memainkannya di ruang depan. Lama-lama mereka bosan permainan yang itu-itu saja. Mereka kemudian merentangkan tali di antara pintu dan perapian dan bermain dengan menyeberangkan kok melewati tali itu. Itulah awal net. Akhir tahun 1850-an mulailah dikenal jenis permainan baru. Pada tahun 1860-an ada seorang penjual mainan dari London – mungkin juga penyedia peralatan battledore – bernama Isaac Spratt, menulis Badminton Battledore – a new game. Tulisan tersebut menggambarkan terjadinya evolusi permainan di Badminton House.